Di era digital saat ini, kecanggihan teknologi AI seperti ChatGPT semakin dimanfaatkan oleh berbagai kalangan mulai dari pelajar, pekerja kreatif, content creator, hingga profesional di bidang bisnis dan teknologi. Tapi meskipun akses ke AI makin mudah, hasil yang didapat tetap bergantung pada satu hal penting: prompt.
Prompt adalah perintah atau instruksi yang kamu berikan ke AI. Seberapa canggih jawaban yang kamu dapatkan, sangat tergantung pada bagaimana kamu menyusun prompt-nya. Maka dari itu, jika kamu ingin terlihat seperti pengguna profesional dan mendapatkan hasil yang maksimal, kamu wajib memahami cara menyusun prompt dengan efektif.
1. Jelaskan Tujuan Secara Spesifik dan Jelas
Langkah pertama dalam menulis prompt yang bagus adalah menentukan tujuan dengan jelas dan spesifik. Jangan cuma bilang:
“Tulis artikel tentang skincare.”
Lebih baik seperti ini:
“Tulis artikel sepanjang 1500 kata tentang skincare alami untuk kulit sensitif, gunakan gaya bahasa santai, tambahkan bullet point, dan akhiri dengan CTA.”
Kenapa ini penting?
AI jadi tahu kamu butuh konten apa
Output jadi lebih sesuai ekspektasi
Hasilnya langsung bisa kamu pakai tanpa edit banyak
Tips SEO:
Kalau kamu ingin artikel muncul di Google, tambahkan kata seperti “SEO-friendly” atau “optimalkan untuk keyword [X].
2. Tentukan Format Output yang Kamu Mau
Setiap jenis tugas butuh format yang berbeda. ChatGPT bisa menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, asal kamu minta dengan jelas.
Contoh output yang bisa kamu minta:
Artikel panjang (1000–2000 kata)
List bullet atau numbering
Tabel perbandingan
Skrip dialog untuk video
Outline e-book
JSON / kode pemrograman
Contoh prompt:
“Tolong buatkan tabel perbandingan 3 aplikasi budgeting populer, sertakan fitur, harga, dan kelebihan.”
Dengan menyebutkan format sejak awal, kamu hemat waktu karena nggak perlu ngerapiin ulang hasilnya.
3. Tambahkan Gaya Bahasa dan Nada Tulisan
Ini bagian penting yang sering dilupakan: nada tulisan menentukan mood dan siapa audiensmu. Gaya yang bisa kamu minta:
Formal (cocok untuk laporan, akademik)
Casual (buat blog atau konten sosial media)
Humor / lucu (buat Gen Z atau TikTok)
Storytelling (buat engagement tinggi)
Copywriting (buat jualan atau CTA kuat)
Contoh:
“Tulis caption Instagram dengan gaya humor receh untuk promosi minuman kekinian.”
Prompt yang menyertakan gaya akan membuat hasil terasa lebih hidup dan nyambung dengan target audiensmu.
4. Gunakan Role atau Peran (Berperanlah Sebagai...)
Salah satu cara paling efektif agar ChatGPT memberi jawaban yang fokus dan relevan adalah meminta AI berperan sebagai seseorang.
Contoh:
“Berperanlah sebagai guru bahasa Inggris.”
“Anggap kamu adalah UX designer senior.”
“Tulis sebagai digital marketing expert.”
Prompt:
“Berperanlah sebagai penulis konten SEO. Buat artikel 2000 kata tentang strategi content marketing untuk bisnis kecil, pakai gaya storytelling dan sertakan contoh kasus.”
Dengan pendekatan ini, output akan terasa seperti hasil dari orang ahli, bukan sekadar tulisan generik.
5. Sertakan Target Audiens dalam Prompt
Supaya AI tahu kepada siapa tulisan atau jawaban ini ditujukan, selalu tambahkan target audiens. Kenapa penting?
AI bisa menyesuaikan bahasa
Materi jadi lebih relevan
Nada dan contoh lebih cocok
Contoh:
“Tulis artikel blog tentang pentingnya tidur cukup, ditujukan untuk mahasiswa yang sering begadang. Gunakan bahasa santai dan relatable.”
Output-nya bakal beda jauh dibanding prompt umum. Target audiens bisa berupa usia, profesi, latar belakang, atau bahkan pengalaman.
6. Gunakan Teknik Prompt Berantai (Chain Prompting)
Untuk tugas besar, seperti menulis e-book, skrip video, atau konten blog berseri, jangan langsung minta semuanya dalam satu prompt. Breakdown jadi beberapa langkah.
Contoh alur:
“Berikan 10 ide topik tentang kesehatan mental.”
“Ambil ide nomor 2 dan buat outline artikelnya.”
“Tuliskan artikel dari outline tersebut.”
“Buat versi pendek untuk Instagram caption.”
Keuntungan:
Hasil lebih terstruktur
Kamu bisa kontrol arah kontennya
Lebih mudah untuk revisi per bagian
7. Refine dan Iterasi: Prompt Itu Bisa Diperbaiki!
Terakhir, jangan takut kalau hasil pertamamu belum memuaskan. Seperti ngobrol dengan asisten, kamu bisa refine atau iterasi prompt-nya.
Contoh:
“Tolong buat paragraf pembuka lebih catchy.”
“Tambahkan statistik dan data.”
“Ubah gaya ke lebih profesional.”
Semakin sering kamu iterasi, semakin tajam hasilnya. Bahkan kamu bisa simpan prompt favoritmu untuk digunakan berulang kali! Menggunakan ChatGPT bukan sekadar “nanya dan dijawab”. Kalau kamu mau hasil yang berkualitas, profesional, dan siap pakai kuncinya adalah:
✨ Tahu apa yang kamu mau
✨ Jelaskan dengan spesifik
✨ Tambahkan gaya bahasa, format, dan audiens
✨ Refine hasilnya sampai pas
Prompt bukan soal teknis doang, tapi soal komunikasi yang efektif ke AI. Semakin kamu rajin latihan bikin prompt yang jelas dan fokus, kamu akan terlihat makin profesional—di mata AI, dan tentu saja, di mata klien, dosen, atau atasanmu.
0 Comments